Rabu, 31 Maret 2010

Tiga Pelajaran Dari Satu Pengajian

Minggu, jam delapan pagi. Semestinya acara tabligh akbar sudah dimulai karena jadwal yang tertulis di spanduk besar bergambar seorang da’i kondang, acaranya dimulai tepat pukul tujuh pagi. Namun, sama sepertiku, sebagian besar jama'ah berpikiran bahwa tak mungkin acara dimulai tepat waktu, sehingga tak perlu tergesa-gesa ataupun takut ketinggalan acara, meskipun sudah terlambat satu jam lamanya. Dan sama juga seperti panitia yang tak kunjung memulai acara meski hari semakin siang dan hampir tak ada lagi jama'ah yang baru datang.

Pukul setengah sepuluh, rangkaian acara tabligh akbar baru dimulai. Diawali dengan pembukaan, dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Acara berikutnya adalah penampilan grup rebana dari jama'ah pengajian setempat, dan seterusnya diisi dengan sambutan dari ketua DKM dan ketua panitia. Pukul sepuluh, semua acara pembuka sudah selesai, tinggal masuk ke acara inti, yaitu tauziah yang akan disampaikan oleh sang da’i. Namun sampai ketua panitia selesai memberikan sambutan, sang da’i belum juga datang. Pembawa acara memohon kepada jama'ah agar bersabar, sebab sang da’i sedang dalam perjalanan. Sambil menunggu sang da’i datang, pihak panitia kembali meminta grup rebana untuk mengisi acara dengan senandung shalawatnya. Lebih dari lima lagu, sang da’i belum juga datang dan sang pembawa acara lagi-lagi meminta jama'ah untuk sabar karena sang da’i sedang dalam perjalanan.

Menjelang jam sebelas, pembawa acara kembali memberitahukan bahwa rombongan da’i sudah datang, namun harus singgah dulu di salah satu rumah panitia untuk beristirahat sebentar. Tiga buah lagu kembali disuguhkan untuk mengisi waktu sekaligus menenangkan jama'ah yang sudah mulai tak sabar karena lama menunggu di bawah tenda yang semakin panas.

Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sebelum sang da’i menyampaikan tauziahnya, kembali pembawa acara menyampaikan beberapa patah kata. Barangkali sekedar memberitahukan bahwa sang da’i sudah siap untuk memberikan tauziahnya, begitu pikir para jama'ah. Namun yang terjadi bukan itu. Dengan singkat, sang pembawa acara memberitahukan bahwa sang da’i berhalangan hadir karena sakit. Dan sebagai gantinya, sang da’i mengutus sahabatnya yang juga seorang da’i untuk memberikan tauziah siang itu. Pengumuman yang sama sekali tak disangka oleh jama'ah ini disambut dengan suara riuh, bahkan sebagian dari jama'ah akhirnya memilih bubar, tak lagi peduli dengan da’i yang baru saja naik ke atas panggung. Jama'ah kecewa, merasa dibohongi.

***

Minimal ada tiga pelajaran yang kupetik dari mengikuti pengajian siang itu. Tiga hal yang sering kita jumpai dan harus segera dibenahi, yaitu soal waktu, niat, dan kejujuran.

Waktu. Wal Ashr, demi masa/waktu. Sering kita mendengar ayat ini dalam berbagai kesempatan, namun sayangnya pemahaman kita sering hanya berhenti di artinya saja. Kita sering tidak disiplin dengan waktu, menganggap bahwa kita masih memiliki banyak waktu seolah kitalah yang mengatur dan menentukannya. Aku dan sebagian besar jama'ah yang datang terlambat, juga pihak panitia yang tak menepati susunan acara yang dibuatnya sendiri, atau bahkan mungkin sang da’i yang juga datang tidak tepat waktu adalah bukti bahwa kita masih belum bisa menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Semestinya aku dan seluruh jama'ah sudah berada di lokasi sebelum jam tujuh pagi, sesuai dengan jadwal acara yang ditentukan panitia. Atau semestinya panitia tidak menganggap bahwa jama'ah pasti akan datang terlambat, sehingga di spanduk mereka tulis acara akan dimulai pukul tujuh, meskipun mereka tahu sebenarnya acara baru akan dimulai pukul sembilan. Seandainya aku tahu acara akan dimulai sesiang itu, tak mungkin aku meninggalkan pengajian rutinku hanya untuk duduk menunggu. Ah, sesal memang tak pernah di awal.

Niat. Apapun yang kita lakukan, nilainya tak bisa dipisahkan dari niat ketika akan melakukannya. Kita mengikuti sebuah pengajian semestinya bukan semata karena melihat siapa yang akan memberikan tauziah, tapi lebih kepada apa yang disampaikan, sehingga bisa dijadikan pelajaran bagi kita. Jama'ah yang memilih bubar ketika mengetahui sang da’i yang mereka idolakan tak bisa datang adalah bukti bahwa niat mereka mendatangi pengajian ini masihlah karena figur sang da’i, bukan karena ingin mengaji. Aku memahami kekecewaan mereka, namun aku menyayangkan keputusan mereka. Sayang sekali, setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba kita pulang dengan tak sedikit pun ilmu yang kita dapatkan. Bahkan duduknya kita di majelis ilmu tak menjadi ibadah karena niat kita yang salah.

Kejujuran. Sampaikanlah kebenaran meskipun itu terasa berat dan pahit. Begitu kita sering mendengar ungkapan, bahkan kita sendiri sering mengucapkan. Pemberitahuan secara mendadak yang disampaikan pihak panitia, menurutku adalah salah satu ketidakjujuran mereka. Aku memang tidak sepenuhnya yakin dengan pendapat beberapa jama'ah di sekitarku yang mengatakan bahwa semua ini hanya rekayasa panitia dengan ‘berpura-pura’ mengundang sang da’i untuk menarik minat jama'ah. Atau pendapat jama'ah lainnya yang mengatakan bahwa sang da’i berpura-pura sakit untuk menutupi keengganannya hadir di majelis yang hanya dihadiri orang-orang tak penting dan juga imbalan yang kecil. Astaghfirullah, aku tak berpikir sejauh itu, bagaimana pun kita (termasuk panitia) hanyalah bisa berencana, tapi Allah-lah yang menentukan akhirnya.

Namun, aku juga menyayangkan pihak panitia yang tidak berterus terang dari awal. Hampir tidak mungkin pihak panitia tidak tahu jika sang da’i berhalangan hadir (jika memang benar begitu adanya). Terlalu banyak teknologi komunikasi untuk sekedar memastikan bahwa sang da’i bisa datang atau perjalanan sudah sampai di mana. Kenyataannya yang ada adalah, setelah jama'ah menunggu lebih dari tiga jam, saat rombongan da’i datang, pembawa acara masih menyebut-nyebut nama sang da’i. Baru setelah sampai pada acara inti, panitia mengabarkan bahwa sang da’i tidak bisa hadir karena sedang sakit. Tak mudah bagi jama'ah menerima berita ini secara tiba-tiba. Aku sendiri menyayangkan, mengapa kabar ini tidak disampaikan sejak awal. Kalaupun panitia berpikiran bahwa jika ini diberitahukan, maka jama'ah akan kecewa dan memilih pulang, itu tidak bisa dipastikan. Kenyataannya, pemberitahuan mendadak justru membuat sebagian jama'ah meresa sangat kecewa dan merasa dibohongi.

***

Beberapa menit menjelang adzan dzuhur, acara tabligh akbar ini pun berakhir. Tak lebih dari satu jam sang da’i pengganti memberikan tauziahnya kepada jama'ah yang sudah menunggu lebih dari empat jam. Dan, lagi-lagi sebagian jama'ah merasa kecewa. Ah, ternyata masih banyak yang harus segera dibenahi lagi.



This article was originally published in blog: Tiga Pelajaran Dari Satu Pengajian started by nurudin
Baca Selengkapnya...

Fokuslah Pada Tujuan Kita

Suasana hati Ari sedang sumringah. Ia sedang menjalani hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan swasta asing yang cukup ternama. Kantornya terletak di sebuah gedung tinggi di daerah Sudirman.

Ari berfikir bahwa ia akan cukup betah bekerja di perusahaan barunya. Karena ia mendapat fasilitas yang menyenangkan.

Setelah karyawan bagian Technical Support menginstall dan mempersiapkan komputer yang akan dipakainya bekerja, ia langsung mencoba apakah komputernya terhubung dengan internet. Dan ternyata terhubung. Ia mencoba membuka situs http://andaleh.blogsome.com dan segera tampil dengan cepat.

Kemudian ia mencoba situs yang sering diblock oleh administrator perusahaan lain: facebook dan jejaring sosial lainnya. Surprise… rupanya situs-situs jejaring sosial itu tidak diblock. Ia bisa sesukanya bekerja sambil mengakses situs-situs di dunia maya.

Fasilitas itu lumayan berguna baginya. Ia bekerja sebagai programmer. Kalau ada masalah dengan pekerjaannya, ia terbiasa mencari solusinya dengan jalan bertanya kepada google.

Selanjutnya ia mencoba fasilitas lain: telepon. Rupanya ia bisa menelpon nomor lokal maupun interlokal dengan telepon yang ada di mejanya.

Ari merasa bahagia diterima bekerja di perusahaan barunya.

Sebulan kemudian, kinerja Ari dievaluasi. Ternyata performa Ari di bawah yang diharapkan oleh atasannya. Beberapa tugas terbengkalai tidak terselesaikan. Ada tugas yang selesai, itu pun kwalitasnya jauh dari standard.

Setelah atasannya meneliti mengapa kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan, rupanya fasilitas internet lah yang membuat Ari lalai. Waktu Ari bekerja lebih banyak terisi oleh browsing dan chatting. Ari terlalu sibuk dengan jejaring sosialnya daripada pekerjaannya. Akhirnya atasan Ari meminta kepada Administrator untuk memblokir situs-situs jejaring sosial khusus untuk Ari.

Setelah situs-situs jejaring sosial diblok, Ari malah makin tidak konsentrasi kerjanya. Ia mulai merasa tidak betah dan menilai bosnya tidak adil.

Tidak cuma itu, rupanya pemakaian telepon Ari pun mulai dibatasi. Karena Ari kelewat batas menggunakan telepon.

Akhirnya Ari semakin uring-uringan. Tidak kerasan bekerja di tempat barunya. Dan ia pun mulai berburu lowongan kerja.

*****

Gambaran Ari adalah gambaran umat manusia.

Tugas utama manusia dihidupkan adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS Adz-Dzariat : 56) Kemudian manusia mendapat banyak sekali fasilitas yang menunjang tujuan hidupnya.

Manusia diberi mata untuk memandang, agar ia bersyukur kepada Allah swt. Ia bisa melihat keindahan ciptaan-Nya dan semakin mengenal-Nya. Manusia diberi pendengaran, akal, hati, dan semua potensi yang ada padanya agar manusia bersyukur. Semua itu untuk penunjang manusia beribadah kepada Allah swt.

"Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur." (QS Al-Mulk : 23)

Tapi yang terjadi malahan manusia gagal menggunakannya dalam rangka beribadah kepada Allah swt. Kebanyakan manusia menggunakan kenikmatan yang didapatkannya untuk berbuat maksiat kepada Allah swt. Minimal, manusia dilalaikan oleh fasilitas-fasilitas duniawi.

Dan ketika kenikmatan itu ada yang dicabut, banyak manusia yang malah makin durhaka kepada Allah swt daripada introspeksi diri dan memperbaiki kinerja ibadahnya. Manusia mengira Allah tidak adil dan kejam karena kenikmatannya itu dicabut. "Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"" (QS 89 : 16)

*****

Manusia yang akan sukses menyelesaikan misinya di bumi adalah manusia yang fokus pada tujuan hidupnya. Bukan manusia yang terlena oleh banyaknya fasilitas yang ia dapatkan di bumi ini.

Ada banyak pelatihan-pelatihan sholat khusyu’. Berbagai metode terapi diajarkan dan berbagai cara dikembangkan untuk menggapai sholat khusyu’. Padahal Allah swt telah memberikan satu petunjuk sederhana untuk khusyu’.

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS 2:45-46)

Orang-orang yang yakin akan menemui Tuhannya adalah orang-orang yang fokus akan tujuan hidupnya. Ia mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk pertemuan dengan Allah Rabbul Izzati.

Ada pun orang yang tidak fokus pada pertemuan dengan Tuhannya, maka percuma saja ia mengikuti pelatihan sholat khusyu’ sebanyak apa pun. Kalau fasilitas-fasilitas hidup menjadi noktah dalam pandangannya, maka ia tidak akan sempurna menatap masa depan pertemuannya dengan Tuhan. Hanya orang yang tidak terganggu dengan fasilitas hidup, yang fokus pada tujuan hidupnya, yang fokus pada pertemuan dengan Tuhannya, mereka itu lah yang akan mampu khusyu’ dalam sholatnya.
Baca Selengkapnya...

REJEKI ITU DATANG

Banyak manusia merasa khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah SWT. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadai diri dan menghinakan martabat.

Kondisi dunia modern yang sarat persaingan dan pergulatan menuntut mereka untuk lebih berjibaku dalam mencari nafkah berupa karunia Tuhan. Betapa banyak setiap pagi di belahan bumi manapun di dapati wajah-wajah penuh ketegangan dan kepanikan yang memancarkan rona khawatir dalam mengais rezeki di pagi hari.

Seolah, mereka tidak memiliki Tuhan yang Maha Kaya Yang Mampu menjamin rezeki setiap hambaNya. Dialah Allah, Ar Razzaq Sang Pemberi Rezeki.

Hal yang sering luput dari diri manusia zaman modern ini adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki dan nafkah setiap hambaNya. Karena keyakinan ini semakin memudar, maka setiap individu bergulat dan berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi kebutuhan hidup belaka.

Dalam kitab Mirqaat al Mafatiih, terdapat kutipan pernyataan Al Qusyairi yang mengatakan; “Seseorang yang mengetahui bahwa Allah itu adalah Sang Pemberi Rezeki, berarti ia telah menyandarkan tujuan kepadaNya dan mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNya.”

Pernyataan Al Qusyairi ini penting untuk diyakini bahwa memang kunci mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik rezeki yaitu Ar Razzaq! Sebab dengan mendatanginya maka segala hal kebutuhan akan terpenuhi.

Apakah kita belum pernah mendengar hadits yang amat masyhur ini: “Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu masing-masing orang meminta untuk tidak mengurangi kebutuhannya, niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikitpun dari kekuasaanKu, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan di laut.” (HR. Muslim).

Ini semua bukanlah demi menafikan sebuah ikhtiar mencari nafkah atau bekerja. Tetap saja bekerja sebuah prasyarat mulia untuk mendapatkan nafkah, dan para Nabi; manusia terhormatpun tetap melakukannya.

Namun tekanan yang terpenting dalam mencari rezeki dan nafkah adalah ketaatan kepada Allah Sang Pemberi rezeki.

Dalam Kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang berbunyi: “Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan memperoleh rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rezeki, terlebih mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.”

Sebab itu, usahlah panik dalam mencari karunia Allah SWT berupa rezeki. Yakinilah bahwa rezeki itu datang, bahkan kedatangannya menghampiri diri kita begitu cepat.

“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” (HR. Thabrani)

Semoga Allah memberkahi rezeki & hidup kita bersama. Amien
Baca Selengkapnya...

Jumat, 26 Maret 2010

IDEALNYA SEORANG PEMUDA

IDEALNYA SEORANG PEMUDA



Ia pribadi yang muslim, berhati emas, berpotensi prima.


Yang dikala damai anggun, bak kijang dipadang perburuan.

Yang dikala perang perkasa bak harimau kumbang.

ia perpaduan manisnya empedu.

Satu kali kawan, lain kali dengan lawan.

Yang lembut dalam berbahasa, yang teguh membawa suluh.

Angannya sederhana, citanya mulia.

Tinggi vitalitasnya dalam was2, tinggi budi, rendah hati.



Ialah sutra halus ditengah sahabat tulus.

Ialah baja, di tentangnya musuh durhaka.

Ia ibarat gerimis atau embun tiris,

yang menberkan bunga2, yang melambaikan tangkai2.

Ia juga topan beliung,

Yang melemparkan laut ke relung2

Ia juga penumbang segala belantara, segala sahara.



Ialah pertautan agung Imam Abu Bakar, perkasa Ali, papa Abu Dzar, teguhnya Salman, mandirinya ditengAH massa yang bergoyang.

Ibarat lentera utama di tengah gulita sahara.

Ia pilih syahid di atas segala kursi dan upeti.



Ia menuju bintang, menggapai malaikat

Ia tentang tindak kufur, pola aniaya dimana saja.

Makanya nilainyapun membumbung tinggi, harganya makin tak terperi.

MAKA SIAPAKAH YANG AKAN SANGGUP MEMBELINYA KECUALI RABB_NYA??


http://yudimuslim.multiply.com/journal/item/24






Nb: Syukran untuk ukhti Aisyah yang sudah memberikan nasihat ini.
Baca Selengkapnya...

wali songo

"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.

Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha

(Sumber: www.pesantren.net)
Baca Selengkapnya...
Pesan ini telah disampaikan oleh para ahli ilmu dan dai dai di seluruh penjuru dunia kepada pemuda pemuda kaum muslimin. Dimana pemuda adalah masa usia produktif bagi seorang manusia, yang dimasa itu adalah kejayaan bagi mereka bila mereka berkarya dengan kemampuan yang mereka punya. Mereka adalah ujung tombak dari segala bentuk perubahan, apakah perubahan itu menuju kebaikan ataukah menuju kerusakan. Kenyataan mereka pada saat ini akan menjadi fakta di masa mereka menjadi pemimpin, apakah itu pemimpin di rumah tangga atau selebihnya. Banyak hal yang seharusnya bisa mereka lakukan daripada menghabiskan waktu dengan hura-hura dan bermain. Kenapa mereka tidak menghabiskan waktu mereka dengan kitab kitab ulama daripada segala bentuk hal yang sama sekali tidak mendatangkan manfaat kecuali sangat sedikit.

Wahai pemuda pemuda muslim seharusnya kita lah yang maju pertama kali untuk menegakkan Al-Quran dan Assunnah dengan pemahaman para Sahabat

Wahai pemuda pemuda muslim seharusnya kita lah yang berada di barisan depan sholat sholat berjamaah,

Wahai pemuda pemuda muslim seharusnya kita lah yang pertama kali melangkahkan kaki untuk menghadiri kajian kajian Ilmu,

Wahai pemuda pemuda muslim, seharusnya peran kita lah yang sangat dibutuhkan untuk mendakwahkan keluarga-keluarga kita,

Wahai pemuda pemuda muslim, seharusnya semangat kita lah yang di butuhkan untuk mengembalikan kejayaan islam.

dan banyak lagi seharusnya, yang itu hanya pantas di peruntukkan bagi pemuda muslim.
Baca Selengkapnya...

Senin, 22 Maret 2010

SEPULUH RISALAH PEMUDA ISLAM

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam Al Qur’an, peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:9-22), kisah pemuda Ibrahim (21:60,69 dan 2:258) dan pemuda dibunuh oleh Ashabul Uhdud (lihat tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Buruuj) dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebellum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)

• SEPULUH RISALAH PEMUDA
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
“barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)
4. Berjihad dijalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :
a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.
e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 20 Maret 2010

Son of Hamas, Son of Noah

Dunia dikejutkan dengan pengakuan seorang putera kandung salah seorang petinggi dan pendiri Hamas. Pemuda berusia 32 tahun itu bernama Mus’ab Hassan Yusuf, anak pertama dari Syeikh Hassan Yusuf. Ia mengaku telah murtad dari agama Islam pada tahun 2005 kemudian memeluk agama Kristen. Bahkan lebih jauh dari itu, ia mengaku kalau dirinya telah berperan sebagai agen rahasia Shin Bet (dinas rahasia Zionis Israel) selama 10 tahun. Dalam program wawancara bersama Christian Amanpour di saluran televisi berita CNN 6 Maret 2010 lengkap kita temukan penjelasannya dengan judul Son of Hamas Spied for Israel (Putera Tokoh Hamas Menjadi Mata-mata Israel).

Ketika ditanya apa alasan ia berkolaborasi dengan dinas intelijen fihak yang semula dimusuhinya, yi Israel, dia mengatakan bahwa ini terjadi karena saat pertama kali ia dijebloskan ke dalam tahanan Shin Bet di tahun 1996, ia ditawarkan untuk menjadi agen mereka. Pada saat itu pemuda ini berminat menerima tawaran itu karena berniat untuk menjadi ”double-agent” tanpa sepengetahuan Shin Bet demi kepentingan perjuangan fihak Palestina. Namun ia mengalami kebingungan setelah dirinya mengalami penyiksaan oleh Shin Bet kemudian dipindahkan ke tahanan lainnya berkumpul bersama banyak tahanan Hamas lalu menyaksikan bagaimana para pimpinan Hamas di dalam tahanan juga melakukan penyiksaan terhadap anggota Hamas sendiri. Inilah menurutnya awal mula mengapa ia pelan-pelan membatalkan niat semula menjadi ”double-agent”, malah berubah menyerahkan loyalitasnya sepenuhnya kepada fihak Shin Bet.


Pemuda pengkhianat ini kemudian memiliki pemikiran dan penilaian bahwa fihak Hamas berideologi jauh lebih jahat daripada fihak Israel. Karena menurutnya bila fihak Israel menyerang Palestina, maka mereka hanya men-targetkan para teroris dalam serangan mereka. Sedangkan ketika fihak Hamas menyerang Israel, Hamas memandang bahwa kaum sipil-pun layak dan sah untuk diserang. Berdasarkan penilaiannya ini, maka lebih jauh lagi ia berkesimpulan bahwa akar masalah dari ini semua karena ”The God of Koran” (Tuhannya Al-Qur’an) memang mengajarkan kekejaman alias terorisme dibandingkan ”The God of Torah and Bible” (Tuhannya Taurat dan Injil) yang merupakan ”The God of Love” (Tuhannya Cinta). Sehingga ia merasa yakin sedang melaksanakan misi mulia menyadarkan setiap Muslim untuk membebaskan kemanusiaan kaum muslimin dari cengkeraman Tuhannya Al-Qur’an yang mengajarkan kejahatan itu. Na’udzubillaahi min dzaalika..!

Pengakuan pemuda pengkhianat ini telah mengejutkan banyak fihak. Di antaranya fihak Hamas tentunya, fihak Palestina dan ummat Islam sedunia pada umumnya, bahkan fihak Israel, termasuk Shin Bet sendiri. Sebab dalam dunia intelijen pengakuan terbuka seseorang bahwa dirinya merupakan bagian dari sebuah dinas intelijen, sama saja dengan mengakhiri karir peranan yang dimainkannya sekaligus merusak reputasi dinas intelijen tersebut.

Namun, bagi seorang muslim yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, tentunya peristiwa tragis dan unik ini perlu menjadi pelajaran berharga. Apa saja pelajaran yang bisa kita petik?

Pertama, di antara pelajaran penting di balik peristiwa ini ialah betapa benarnya firman Allah yang menyatakan bahwa urusan memberi hidayah dan menyesatkan seseorang sepenuhnya berada di dalam genggaman kehendak Allah. Bila Allah berkehendak memberi hidayah kepada seseorang maka fihak manapun tidak mungkin bisa menyesatkannya dari jalan lurus yang Allah taqdirkan terbentang baginya. Sebaliknya, bila Allah telah menyesatkan seseorang, maka tak seorangpun dapat memberinya hidayah kembali.

وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

”Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorang pun yang akan memberi petunjuk.” (QS Ar-Ra’d ayat 33)
di sadur darihttp://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/son-of-hamas-son-of-noah.htm
Baca Selengkapnya...

Beberapa Orang Muslim TOP dunia

Sekarang, orang-orang Muslim telah memainkan peranan dalam berbagai bidang internasional seperti, budaya, sastra, keilmuwan, olahraga dan Poitik.

Tiap bidang tersebut telah menampilkan tokoh-tokohnya yang telah bekerja keras dan beraktifitas untuk mengembangkannya dan memperluasnya keseluruh dunia.

telah terbukti, semakin sering kita mempelajari hal-hal diseluruh dunia, maka kita akan sering “berenang” disamudra moral, etika dan agama tanpa batas.

Dengan kata lain, pengetahuan dan informasi adalah adalah pintu gerbang bagi spiritualitas dan nilai. Jadi, orang-orang yang bijak dan cerdas yang menghabiskan waktu mereka untuk memikirkan tentang penciptaan dan apa yang ada dialam semesta, merupakan orang-orang yang sangat beriman kepada Tuhan.

Pemikiran-pemikiran non-relijius dan mazhab-mazhab buatan seperti Liberalisme, Komunisme dan sosialisme yang bertarung melawan agama, merupakan hasil alami dari sikap tak terdidik dan tidak sadar.

Islam adalah agama terakhir, sangat sempurna, dan agama wahyu yang dinamis yang memberikan manusia pandangan-pandangan tentang persaudaraan, keadilan, kebebasan dan independensi dibawah bendera Iman kepada Tuhan (Allah,pen.)

dalam sejarah telah ditegaskan bahwa kepercayaan terhadap Agama yang suci dan murni telah membawa manusia kearah sukses, kebahagiaan, dan kedamaian, serta menghilangkan kegelisahan dan ketertekanan.

berikut ini adalah beberapa person Muslim diseluruh dunia-yang belum atau sudah kita kenal-, yang berkiprah dalam berbagai bidang penting dunia.

mereka merupakan segelintir orang muslim “Top” dari negara Perancis, Iran Azerbaijan, Turki, Brazil, Venezuela, Mesir, Banglades, dan Iggris.

Beberapa olahragawan Muslim dunia :
a) Zinedine Zidane: Pemain bola muslim Perancis, mantan kapten sepakbola nasional Perancis dan terpilih menjadi pemain terbaik dunia tahun 2006 versi FIFA.
b) Ricardo Izecson dos santos liete (Kaka): Pemain bola Muslim Brazil, anggota tim sepakbola nasional Brazil dan pemain terbaik tahun 2007 versi FIFA.
c) Hossein Rezazade: Atlet angkat berat (besi) Persia, dua kali menjadi pemenang medali emas olimpiade, pria terkuat di dunia.
d) Ali Daei: pemain sepakbola persia (Iran), mantan kapten tim nasional sepakbola Iran. menjadi pencetak gola terbanyak versi FIFA, dan merupakan pemain sepakbola asia yang sangat berharga.

beberapa artis-dan seniman Muslim :
a) Sami Yusuf: Komposer dan penyanyi persia (iran), Bintang rock dan pelantun musik-musik Islam yang sangat terkenal.
b) Abbas Kiarostami: Direktur Film Muslim Iran yang diakui Internasional, penerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Toulouse, peraih hadiah Konrad Wolf, Pemenang “singa Perak” dari festival film Venice dan pemenang “Palme d”Or” festifal film Cannes.
c) Pedro Eustache: seorang muslim Pemain suling logam yang kretif dari Venezuela, anggota Yanni Band pemenang hadiah award, memiliki koleksi 600 instrumen alat tiup kayu dari seluruh dunia.
d) Mahmoud Farshchian: Pelukis,miniaturist, dan kaligraper Muslim Persia (iran) yang sangat terkenal di dunia Inernasional. memiliki pengalaman 50 tahun dalam karya-karya artistik dan seni, pemenang Maestro Diploma DI Pittura, II Seminario d’Arte Moderna prize.

Beberapa pemimpin politik dan relijius Muslim :
a) Ayatollah Ruhollah Khomeini: Pemimpin Revolusi Islam Iran di tahun 1979, dan menjadi ” man of the Year versi majalah “Time”, tokoh relijius dunia Islam.
b) Shirin Ebadi: Aktivis perdamaian Muslim Iran, wanita muslim pertama pemenang hadiah nobel, dan mendapat hadiah nobel perdamaian ditahun 2003.
c) Recep Tayyip Erdogan: Pemimpin Muslim Turki, seorang perdana menteri yang revolusioner, yang membuat banyak perubahan untuk meningkatkan kualitas hidup muslim khususnya kebebasan berpakaian islami bagi wanita dan ulama Turki.
d) Ilham Aliyev: Presiden muslim republik Azerbaijan, pemimpin yang sangat berkuasa di wilayah tersebut.

beberapa penulis dan penyair Muslim :
a) Naguib Mahfouz: seorang Mesir pemenang hadiah nobel untuk kesusastraan. Dia menulis lebih dari 50 buku dalam beberap tahun belakangan.
b) Prof. Abdulkarim Soroush: sarjana, pemikir dan Filosof Muslim Iran yang terkenal. Pemenang hadiah Erasmus tahun 2004 dan profesor di Universitas Harvard.
c) Yvonne Ridley: Penulis dan jurnalis muslim Inggris terkenal, mantan editor dan reporter BBC.
d) Ali Paya: Penulis dan filosof Muslim Iran, pengajar filsafat analitik di Universitas westminster.

beberapa saintist Muslim :
a) Anousheh Ansari: wanita pertama Penjelajah ruang angkasa, dan merupakan Muslim iran pertama yang menjejakkan kakinya diatasiun ruang angkasa.
b) Firouz Naderi: Ilmuwan Muslim iran , direktur asosiasi laboratorium tenaga penggerak NASA, dan penerima medali kehormatan “Ellis Island” tahun 2005.
c) Omid Kordestani: Pakar IT Muslim Iran dan senior vice president untuk perjualan dan operasi lapangan Google diseluruh dunia.
d) Jawed Karim: Ilmuwan komputer Muslim Banglades dan analis IT, sekaligus anggota pendiri video sharing Youtube yang sangat terkenal. dia juga menjadi arsitek website PayPal.

semoga mereka-mereka diatas menjadi spirit bagi kita semua……………………

di sadur dari berbagai macam sumber
Baca Selengkapnya...

Jumat, 19 Maret 2010

teroris,pandangan majelis indonesia

MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor 3 Tahun 2004
Tentang
TERORISME


Majelis Ulama Indonesia setelah

MENIMBANG :
bahwa tindakan terorisme dengan berbagai bentuknya yang terjadi akhir-akhir ini di beberapa negara, termasuk Indonesia, telah menim-bulkan kerugian harta dan jiwa serta rasa tidak aman di kalangan masyarakat;
bahwa terhadap tindakan terorisme terjadi bebe-rapa persepsi: sebagian mengang-gapnya sebagai ajaran agama Islam, dan karena itu, ajaran agama Islam dan umat Islam harus diwaspadai; sedang sebagian yang lain menganggapnya sebagai jihad yang diajarkan oleh Islam; dan karenanya harus dilaksanakan walaupun harus dengan menanggung resiko terhadap harta dan jiwa sendiri maupun orang lain;
bahwa Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa seIndone-sia pada tanggal 22 Syawwal 1424 H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang Terorisme;
bahwa oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu mene-tapkan fatwa tentang Terorisme untuk dijadi-kan pedoman.

MENGINGAT :
Firman Allah SWT, antara lain:
“Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan berusaha melakukan kerusakan di muka bumi, yaitu mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang. Yang demikian itu suatu kehinaan bagi mereka di dunia sedangkan di akhirat mereka mendapat siksa yang pedih.” (QS Al-Maidah [5] : 33).
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka, yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar kecuali mereka hanya berkata Tuhan kami hanyalah Allah” (QS. Al-Hajj [22] : 39-40)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang-kan Allah mengeta-huinya.” (QS. al-Anfal [8] : 60).
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melang-gar dan dianiaya maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS An-Nisa’ [4]: 29-30) “Barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya…” (QS. Al-Maidah [5] : 32) “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebina-saan…” (QS. al-Baqarah [2]: 195)
Hadis Nabi saw :
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti orang muslim lainnya” (HR. Abu Dawud).
“Barang siapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya (muslim) maka Malaikat akan melaknatnya sehing-ga ia berhenti” (HR. Muslim).
“Barangsiapa yang menjatuhkan diri dari sebuah gunung lalu ia terbunuh maka ia akan masuk neraka dalam keadaan terhempas di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya” (HR. Bukhari dan Muslim dari al-Dhahhak).

Qa'idah Fiqhiyah :
“Dharar yang bersifat khusus harus ditanggung untuk menghindarkan dharar yang bersifat umum (lebih luas).”
“Apabila terdapat dua mafsadat yang saling bertentangan maka harus diperhatikan salah satu-nya dengan mengambil dharar yang lebih ringan.”

MEMPERHATIKAN :
Terorisme telah meme-nuhi unsur tindak pidana (jarimah) hirabah dalam khazanah fiqih Islam. Para fuqaha mendefinisikan al-muharib (pelaku hirabah) dengan:
“Orang yang mengangkat senjata melawan orang banyak dan menakut-nakuti mereka (menimbul-kan rasa takut di kalangan masyarakat).”
Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Terorisme, tanggal 22 Syawwal 1424/16 Desem-ber 2003.
Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 05 Dzulhijjah 1424/24 Januari 2004.




Dengan memohon ridho Allah SWT.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : FATWA TENTANG TERORISME
Pertama : Ketentuan Umum
Pengertian Terorisme & Perbedaannya dengan Jihad
Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kema-nusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, per-damaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorgani-sasi dengan baik (well organized), bersifat trans-nasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif).
Jihad mengandung dua pengertian :
Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
Segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk me-nanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital atau al-harb.
Segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i’laai kalimatillah).
Perbedaan antara Terorisme dengan Jihad:
Terorisme:
Sifatnya merusak (ifsad) dan anarkhis / chaos (faudha).
Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan/atau menghan-curkan pihak lain.
Dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas.

Jihad:
Sifatnya melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dengan cara peperangan.
Tujuannya menegak-kan agama Allah dan / atau membela hak-hak pihak yang terzholimi.
Dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syari’at dengan sasaran musuh yang sudah jelas

Kedua : Hukum Melakukan Teror dan Jihad
Hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan oleh per-orangan, kelompok, maupun negara.
Hukum melakukan jihad adalah wajib

Ketiga : Bom Bunuh Diri dan ‘Amaliyah al-Istisyhad
Orang yang bunuh diri itu membunuh dirinya untuk kepentingan pribadinya sendiri sementara pelaku ‘amaliyah al-istisyhad mempersembahkan diri-nya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas ketentuan Allah sedang-kan pelaku ‘amaliyah al-Istisyhad adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bom bunuh diri hukumnya haram karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputus-asaan (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlak an-nafs), baik dilakukan di daerah damai (dar al-shulh/dar al-salam /dar al-da’wah) maupun di daerah perang (dar al-harb).
‘Amaliyah al-Istisyhad (tindakan mencari kesyahidan) dibolehkan karena merupakan bagian dari jihad bin-nafsi yang dilakukan di daerah perang (dar al-harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh Islam, termasuk melaku-kan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuh-nya diri sendiri. ‘Amaliyah al-Istisyhad berbeda dengan bunuh diri



Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal: 05 Dzulhijjah 424 H
24 Januari 2004 M



KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

dari itu mari kita jauhi sifat terorisme,di mana dapat kita simpul kan sifat sangat merugikan diri kita dan juga sudah di larang oleh agama'mari kita bersama kita pulih kan citra baek agama kita,sebagai pemuda kita wajib menjangga kehormatan agama kita......


K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN
Baca Selengkapnya...

Terkabulnya Doa Nabi Musa Tatkala Beliau Berdoa Kepada Allah Agar Mengunci Mati Hati Firaun

Allah Ta’ala mengisahkan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam ketika beliau berdoa, “Ya Rabb, Engkau telah mberikan kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan manusia dari jalan-Mu. Ya Allah, binasakanlah harta mereka dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih.” (Qs. Yunus: 88) Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Musa tersebut dengan kelanjutan firmanNya, “Sungguh telah diperkenankan permohonan kamu berdua.” (Qs. Yunus: 89) Kedua ayat ini menceritakan bahwa Nabi Musa memohon kepada Allah Ta’ala agar mengunci hati Fir’aun dan tidak menjadikannya sebagai golongan orang-orang beriman sementara itu Nabi Harun mengaminkannya, sehingga apa yang mereka berdua inginkan, dikabulkan Allah Ta’ala, jadilah Fir’aun sebagai orang kafir hingga kematian menjemputnya.

Tidak Diterimanya Taubat Orang Kafir yang Mati dengan Kekafirannya

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.” (Qs. An Nisa: 18)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwasanya Dia tidak akan menerima taubat orang kafir yang mati dengan membawa kekafirannya, sekalipun dirinya menyatakan beriman ketika melihat ajal sehingga keimanannya itu tidaklah memberikan manfaat sedikitpun bagi dirinya.

Fir’aun Telah Mendustakan Para Rasul

Allah Ta’ala berfirman, “Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud Dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan rasul-rasul. Maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.” (Qs. Shad: 12-14)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengabarkan bahwasanya semua kaum yang diceritakan dalam ayat tersebut telah mendustakan para rasul. Bahkan kekafiran mereka melebihi kekafiran orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hanya mengingkari sebagian dan beriman pada sebagian lainnya, sementara Fir’aun dan kuamnya telah mendustakan semua ajaran yang dibawa para rasul, sehingga tidak diragukan lagi kekafiran mereka lebih besar. Barangsiapa yang mendustkan rasul maka dia telah kafir, barangsiapa yang tidak membenarkan rasul maka dia telah kafir. Karena setiap orang yang mendustakan rasul berarti telah kafir dan tidak setiap orang kafir itu mendustakan rasul karena terkadang seseorang itu ragu-ragu terhadap risalah yang rasul bawa atau dia mengetahui kebenaran risalah tersebut namun karena hasad, sombong atau mengikuti hawa nafsunya akhirnya ia memilih untuk mengingkarinya.

Fir’aun Mengaku Sebagai Tuhan yang Disembah

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Fir’aun berkata, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (Qs. Qashas: 38) Di ayat lain berbunyi, “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata:”Akulah Tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (Qs. An Nazi’at: 23-26)

Juga firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.’” (Qs. As Syuaraa: 29) Fir’aun mengaku dirinya yang berhak disembah ini adalah kekafiran yang sangat nyata kepada Allah, Rabb semesta alam.

Fir’aun Menggelari Utusan Allah dengan Penyihir dan Orang Gila

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Sesungguhnya telah kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; Maka mereka berkata: “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”.Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka”. dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).

Dan Berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, Karena Sesungguhnya Aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (Qs. Ghafir: 23-26)

Firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, “Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.” (Qs. As Syuaraa: 27)

Tidaklah perbuatan diatas dilakukan kecuali oleh orang yang sangat benci kepada utusan Allah dan besarnya kekafirannya kepada satu-satunya Dzat yang berhak disembah.

Fir’aun Menuduh Nabi Musa Sebagai Pendusta dan Mengancamnya dengan Penjara

Allah Ta’ala berfirman, “Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (Qs. Qashash: 38)

Juga dalam firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar Aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.’” (Qs. As Syuaraa: 29)

Laknat dan Siksaan Pedih Bagi Fir’aun di Dunia Hingga Akhirat Kelak

Allah Ta’ala berfirman, “Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada kami. Maka kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka Lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).” (Qs. Qashash: 39-42)

Begitu juga ayat lain berbunyi,: “Ia (Fir’aun) berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan mereka diikuti dengan laknat disini (di dunia) dan begitu pula diakhirat kelak, la’nat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.” (Qs. Hud: 98-99)

Allah Ta’ala juga mengancam Fir’aun dengan firman-Nya,: “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Qs. Ghafir: 45 46) “Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.” (Qs. An Nazi’at: 25)

Fir’aun Lebih Kafir daripada Orang Kafir Quraisy yang Diperangi Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam

Saudariku, telah kita ketahui bersama bahwasanya orang-orang kafir arab yang diperangi Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam seperti Abu Jahl dan keluarganya tidaklah mereka mengaku sebagai pencipta alam dan tidak pula mengaku sebagai tuhan yang disembah akan tetapi mereka menyekutukan Allah dalam peribadahan dan mendustakan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Sementara Fir’aun jauh lebih parah daripada apa yang mereka perbuat, dimana ia adalah seorang yang sangat ingkar kepada Rabb-nya, berani menentang al-Kholiq, lebih dari itu iapun mengaku dirinya sebagai tuhan yang disembah, mendustakan orang yang megakui rububiyah Allah Ta’ala dan ia juga mendustakan para rasul bahkan ia mensifati mereka dengan sifat yang buruk, orang gila, tukang sihir dan yang lainnya. Sehingga dengan pembahasan di atas masihkan ada orang yang meragukan kekafiran Fir’aun? Atau bahkan mengatakan Fir’aun seorang mukmin. Allahul musta’an

Untuk mengakhiri tulisan ini kami bawakan nasehat berharga dari seorang ulama Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, “Terkadang musuh-musuh tauhid itu memiliki ilmu yang luas, memiliki buku-buku dan hujjah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

” Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” (Qs. Ghafir: 38)

Jika Engkau telah mengetahui akan hal ini, bahwa jalan menuju Allah itu dipenuhi musuh-musuh yang menghadang, maka wajib bagimu untuk mempelajari agama Allah (dengan benar), karena ia menjadi senjata bagimu untuk membunuh syaithan-syaithan itu. (Syarh Kasyf asy-Syubuhat, hal. 65)

Allahu a’lam bishshowab, Washalallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wattabi’in.

Penulis: Ummu Fatimah Umi Farikhah
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Maraji:

Al Qur’an Terjemahan Ar Rad ‘ala Ibni ‘Arobiy, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Maktabah As Syamilah
Syarh Kasyf asy Syubuhat, Muhammad Ibn Shalih al ‘Utsaimin, Dar ats Tsurayya
http://www.Islamweb.net/newlibrary/showalam.php?ids=12815


*** Artikel muslimah.or.id
Baca Selengkapnya...

Rabu, 17 Maret 2010

sejarah islam di dunia


islam muncul di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad s.a.w.mendapat wahyu dari Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang sampai Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Lama-kelamaan umat Islam terpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.



Namun demikian, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah,kerajaan Abbasiyyah, kerajaan Seljuk/Turki Seljuk,Kekhalifahan Ottoman,Kemaharajaan Mughal,India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang kuat dan besar di dunia. Tempat belajar ilmu yang hebat telah mewujudkan satu Tamadun Islam yang agung.Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam.

Pada abad ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang menyembah bumi.

Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan orang Bangsa Arab/Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.Mekah ialah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana di situ terdapatnya berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali Kaabah.

Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah (570 atau 571 masihi). Ia merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia. Ia dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Baginda kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia.

Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih kurang 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Sesudah beberapa waktu beliau mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk Islam)"dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622 masehi, baginda dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah dimulainya kalender Hijrah.

Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam yang tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan orang Islam.
Baca Selengkapnya...
Ketika Khadijah r.ha. menemui suaminya Baginda Muhammad SAW. Ia (Khadijah r.ha.) baru saja pulang dari rumah Waraqah. Ia menanyakan tentang tanda-tanda kenabian yang ada pada suaminya, pada saat itu lah Rasulullah SAW menerima wahyu ke-dua awal surah Al-Mudatsir. Rasulullah SAW kemudian berkata kepada istrinya "Tidak ada waktu lagi untuk istirahat... Jibril AS telah menyampaikan perintah Allah SWT kepadaku agar aku menjumpai setiap orang untuk mengajaknya kepada Islam, wahai istriku siapakah orang yang akan mengikutiku". "Aku ya Rasulullah, aku mengimani bahwa Allah SWT tiada tuhan selain Dia dan engkau adalah Rasulullah" Jawab Khadijah rha.\

Demikianlah awal pengorbanan mereka yang tiada berhenti sehingga segala keperluan diri dikebelakangkan hanya untuk kemuliaan Islam. Hingga di akhir hayatnya Rasululah SAW ketika ditemani oleh Jibril AS yang datang untuk menghiburnya, Beliau SAW bertanya "bagaimana keadaan ummatku sepeninggalanku?". Keadaan ummatnya saja yang terfikir hingga akhir hayatnya.

Menjelang akhir hayatnya Rasulullah SAW mengirim satu jema'ah besar keluar kota Madinah dipimpin seorang panglima yang masih sangat muda, anak dari seorang bekas budak hamba sahaya yang kemudian menjadi anak angkat Beliau, Usamah bin Zaid r.ahuma. Belum sampai ke tujuan Jema'ah tersebut mendapat berita tentang wafatnya Baginda Rasulullah SAW. Akhirnya diputuskan jema'ah tersebut kembali ke Madinah.

Di Madinatul Munawwarah keadaan pun sedikit kacau, karena begitu sedih dan bingung banyak dari sahabat r.anhum yang tidak tahu harus berbuat apa pada saat itu. Umar ra. menghunuskan pedang berkeliling Madinah sambil berkata tidak mungkin Rasulullah SAW wafat, Utsman ra. hanya diam tidak tahu berbuat apa.. Sehingalah Abu Bakar ra., setelah menjenguk jasad Baginda SAW, tampil ke depan menenangkan.

Singkat cerita...
Usaha da'wah terhenti sebentar (dalam satu riwayat 7 hari), jema'ah yang dipimpin Usamah ra. belum diberangkatkan. Apa yang terjadi? Alim ulama menerangkan ketika da'wah terhenti sebentar ada 3 perkara besar terjadi:

Diangkatnya ketakutan dari hati orang kafir terhadap orang Islam
Banyak orang kembali murtad dan sebagian tidak mau lagi membayar zakat.
Munculnya Nabi palsu, Musailamah al Kahzab.
Tentara Romawi dan sekutu-sekutunya mengirim suatu kekuatan besar untuk membumi hanguskan Madinah dan seluruh orang Islam. Abu Bakar ra. memutuskan untuk segera mengirim kembali jema'ah yang sempat tertunda untuk menghadapi tentara kafir dengan tetap dipimpin oleh Usamah ra. Ada sebagian sahabat yang merasa keberatan dan ingin agar Usamah ra. dapat diganti dengan sahabat yang lebih berpengalaman tapi Abu Bakar ra. berkata,

"Belum lama jasad Rasulullah SAW dikebumikan, sekarang kalian hendak mengubah satu Sunnahnya"!

Jema'ah tersebut tetap dipimpin oleh Usamah bin Zaid r.anhuma. Semua sahabat yang tidak ada uzur diperintahkan untuk menyertai jema'ah tersebut. Amirul Mukminin, Abu Bakar ra. meminta kesediaan Usamah ra. untuk membolehkan beberapa sahabat tetap tinggal di Madinah untuk tugas-tugas lain. Khalid bin Walid ra. ditugaskan memimpin 500 orang untuk menghancurkan Musailamah al Kahzab, Umar ra. ditugaskan memimpin 50 orang untuk menhadapi mereka yang tidak mau membayar zakat. Sehingga tinggallah di kota Madinah orang-orang tua dan Abu Bakar ra. sebagai Amirul Maukminin untuk mengendalikan keadaan di Madinah. Seorang sahabat lagi bertanya kepada Abu Bakar ra. berkata "Wahai Amirul mukminin kalau semua kita menyertai jema'ah ini bagaimana keadaan kota Madinah yang di dalamnya ada Ummahatul mukminiin, istri-istri Rasulullah SAW". Abu Bakar ra berkata,

"Aku lebih rela istri-istri nabi diserang musuh dan bangkainya dicabik-cabik serigala daripada agama dan usaha agama ini terhenti".

Akhirnya Jema'ah tersebut diberangkatkan dengan dilepas sendiri oleh Amirul Mukminin Abu Bakar ra. Di Madinah, semua sahabat yang uzur diperintahkan untuk membuat 'amalan masjid. Mengisinya dengan Da'wah menjumpai orang-orang di Madinah yang keyakinannya goyah atau telah keluar dari Islam untuk dapat kembali kepada Islam. Mereka kemudian diajak ke Masjid Nabawi untuk duduk di dalam majelis dan dibangkitkan semangatnya kembali serta memperbanyak 'amal ibadah dan berdo'a memohon bantuan Allah SWT. Sebagaian lagi diberi tugas untuk melayani tamu-tamu yang datang dan menyiapkan segala keperluan jema'ah masjid.

Dari usaha dan kerja di Masjid Nabawi tersebut alim ulama menerangkan terbentuk beberapa jema'ah da'wah yang dikirim ke kawasan yang berdekatan dengan Madinah, menjumpai setiap orang yang berada di kabilah terdekat untuk kembali kepada Islam dan Iman. Sehingga di dalam suatu riwayat selama tiga hari-tiga malam di kota Madinah tidak terdengar suara adzan.

Kembali kepada Jema'ah yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ra. Selama perjalanan untuk menghadapi tentara kafir mereka telah berhenti beberapa kali. Alim ulama menerangkan bahwa Usamah ra. telah memerintahkan jema'ah tersebut untuk berhenti dan membongkar segala perlengkapan dan memasang tenda dan berbagai keperluan lainnya. Ketika semua telah selesai, ia, Usamah ra. memerintahkan untuk melanjutkan perjalanan. Semua sahabat r.ahum tha'at. Mereka segera membongkar tenda mengumpulkan segala perbekalan dan sebagainya. Di tempat yang lain Usamah ra. memberikan perintah yang sama sehingga beberapa kali jema'ah tersebut membongkar memasang dan membongkar lagi perbekalan serta tenda mereka.

Alim ulama menerangkan bahwa walaupun pada zhahirnya terlihat seperti tidak teratur dan tidak terorganisir akan tetapi dengan ketha'atan kepada Amir dan bergeraknya mereka tersebut fii sabilillaah. Allah SWT telah tanamkan kembali di dalam hati musuh Islam ketakutan terhadap ummat Islam. Tentara Romawi dan sekutunya menjumpai bekas-bekas perkemahan dan barang-barang perbekalan sahabat r.ahum dapat menghitung berapa kekuatan pasukan Muslimin. Di tempat yang lain mereka menjumpai tanda-tanda bahwa di tempat itu juga sepasukan yang besar pernah berkemah. Sehingga akhirnya tentara musuh Islam tersebut berkesimpulan kalau dengan jumlah sahabat r.ahum sedemikian besar yang berada di luar Madinah maka pasti jumlah yang lebih besar lagi ada di dalam Madinah. Dan mereka memutuskan untuk mundur karena mereka yakin mereka tidak akan menang menghadapi orang Islam. Begitu juga Musailamah al Kahzab dan pengikutnya beserta benteng di Yamamah yang telah didirikannya akhirnya dapat di hancurkan.

Tiga perkara besar yang terjadi akibat usaha da'wah terhenti sebentar akhirnya dapat dikembalikan. Orang-orang kembali kepada Islam dan mau membayar zakat, Allah SWT tanamkan kembali ketakutan di dalam hati musuh Islam dan Allah SWT hancurkan nabi palsu.


Baca Selengkapnya...